Latest Post

Pengaruh Kelas Sosial dan Status

| Senin, 09 November 2015
Baca selengkapnya »

A.           Jenjang Sosial
Perkembangan zaman juga ternyata memengaruhi pola kehidupan dan interaksi sosial. Termasuk kelas sosial terhadap pembelian dan konsumsi. Pengaruh jenjang sosial terhadap pembelian dan konsumsi juga sangat berpengaruh bagi para produsen untuk dapat membedakan target sasaran dalam menjual produknya. Gaya hidup lapisan atas tentunya akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Dengan uang yang banyak, pekerjaan yang mapan dan pendidikan yang tinggi, masyarajat yang berada di lapisan ini biasanya lebih konsumtif dalam melakukan pembelian, bahkan untuk membeli barang-barang mewah sekalipun. Sedangkan untuk kelas menengah dan bawah, mereka cenderung jauh tidak konsumtif dibanding dengan kelas atas, bahkan barang mewah bagi kelas menengah dan bawah adalah suatu pemborosan yang akan mereka lakukan jika dipaksakan untuk membelinya.
Keberadaan jenjang sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Keberdaan hal ini dikarenakan banyak faktor yang memengaruhinya, disamping itu setiap manusia memiliki keinginan yang sangat kuat untuk bisa dihargai maupun dihormati oleh orang lain. Hal itulah yang paling utama dalam membentuk jenjang sosial di masyarakat, sehingga manusia menjadikan ini sebagai motivasi untuk melakukan proses pengembangan, dari kehidupan sebelumnya menjadi yang lebih baik lagi.

B.            Pengertian Jenjang Sosial
Jenjang sosial adalah pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hirarki status kelas atau jenjang yang berbeda, sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, maka anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi dan lebih rendah.
Jenjang sosial di definisikan sebagai suatu strata orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan sosial yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial di definisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hirarki status kelas yang berbeda, sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, lebih rendah dan lebih tinggi. Aspek hirarki kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk tersebut disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas sosial yang lebih tinggi darinya, para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain  karena merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk untuk kelas yang lebih rendah.

C.           Faktor Penentu Kelas Sosial
Di dalam kelas sosial, faktor yang menentukan seseorang masuk ke dalam kelas sosial cukup beragam, karena kelas sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan juga perkembangan masyarakat itu sendiri atau dapat juga terjadi karena dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan atau kepentingan-kepentingan bersama.
Pada dasarnya semua manusia sama atau sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak, ada orang-orang yang dipandang lebih tinggi kedudukannya, ada pula yang dipandang lebih rendah kedudukannya. Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata sosial, karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. Yang dimana strata sosial adalah lapisan sosial, aspek struktural adalah aspek yang menunjukan adanya kedudukan tinggi dan rendah dalam hubungan antar status, aspek fungsional adalah aspek yang menunjukan adanya hak-hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang status.
Menurut Talcott Persons, ada lima faktor yang menentukan kelas sosial seseorang, yaitu :
1.             Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis kelamin)
2.             Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan)
3.             Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat)
4.             Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda)
Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu : 
1.             Kekayaan
Untuk memahami uang dalam menentukan kelas sosial, harus disadari bahwa pada dasarnya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu masing-masing memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula. Dan untuk menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya, dalam hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara hidup dalam kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh : Dalam kelas sosial pada tingkatan atas tentunya diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak apapun tidak menjamin segera mendapatkan status kelas sosial atas. “Orang Kaya Baru” (OKB) mungkin mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup orang kelas sosial atas. OKB yang tidak dilahirkan dan disosialisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat dipastikan bahwa sekali-kali ia akan melakukan kekeliruan dan kekeliruan tersebut akan menyingkap sikap kemampuannya yang asli.
Untuk memasuki suatu kelas sosial baru, maka dituntut untuk memiliki sikap, perasaan dan reaksi yang merupakan kebiasaan orang dalam kelas sosial yang akan dituju, hal ini diperlukan waktu yang tidak singkat.
2.             Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi ke dalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau tidak, tahu bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada masyarakat Cina Klasik, dimana mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu, sedangkan orang-orang NAZI Jerman bersikap sebaliknya.
Suatu pekerjaan harus memiliki prestise yang lebih tinggi dari pekerjaan lainnya, mengapa? Hal ini merupakan masalah yang sudah lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang memiliki prestise tinggi pada umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi, meskipun demikian terdapat banyak pengecualian. Jenis-jenis pekerjaan yang memiliki prestise tinggi pada umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun korelasinya masih jauh dari sempurna.
Demikian pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan kelas sosial, karena bagaimana mungkin dapat dikatakan bahwa pekerjaan seorang petani atau polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat hukum atau ahli ekonomi. Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari semua pekerja dalam peradaban kota.
Pekerjaan merupakan aspek kelas sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, lingkungan, jam kerja dan kebiasaan sehari-hari dalam keluarganya. Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera rekreasi, standar moral dan bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan berbeda satu sama lain, karena merupakan bagian dari cara hidup.
3.             Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling memengaruhi, sekurang-kurangnya dalam dua hal, seperti :
-                 Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi.
-                 Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan memengaruhi jenjang kelas sosial.
Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etika, cara berbicara dan perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang. Dalam beberapa pendidikan justru lebih tinggi tingkatan pendidikan dibanding pekerjaan.
Menurut De Fronzo (1973) bahwa dalam segi sikap pribadi dan perilaku sosial, para pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan kantor. Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat pendidikan mereka sebanding.
D.           Pengukuran kelas sosial
Pembagian kelas sosial terdiri atas 3 bagian, yaitu :
a.     Berdasarkan Status Ekonomi
1.             Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi 3 golongan, yaitu :
-                 Golongan sangat kaya : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
-                 Golongan kaya : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang dan sebagainya.
-                 Golongan miskin : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2.             Karl Marx membagi masyarakat menjadi 3 golongan, yaitu :
-                 Golongan kapitalis : mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
-                 Golongan menengah : mereka yang terdiri dari para pegawai pemerintah.
-                 Golongan proletar : mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
3.             Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :
-                 Kelas sosial atas lapisan atas (Upper-upper class) : keluarga-keluarag yang telah lama kaya.
-                 Kelas sosial atas lapisan bawah (Upper-lower class) : keluarga-keluarga yang belum lama kaya.
-                 Kelas sosial menengah lapisan atas (Middle-upper class) : pengusaha, kaum profesional.
-                 Kelas sosial menengah lapisan bawah (Middle-lower class) : pegawai pemerintah, kaum seni profesional, supervisor, pengrajin terkemuka.
-                 Kelas sosial bawah lapisan atas (Lower-upper class) : pekerja tetap (golongan pekerja)
-                 Kelas sosial bawah lapisan bawah (Lower-lower class) : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
b.             Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Berikut contohnya : Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar Cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti, Gusti dipakai oleh kasta Waisya. Sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
c.              Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah.
Kelompok kelas sosial atas, antara lain :
-                 Pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
-                 Pejabat legislatif
-                 Pejabat yudikatif

E.            Apakah kelas sosial berubah?
Kelas sosial pasti akan berubah, sama halnya dengan roda kehidupan yang berputar. Ada saatnya seseorang berada dalam kelas sosial yang tinggi, dengan kondisi mapan dan dihormati, namun ada saatnya pula seseorang berada dalam kelas sosial yang rendah, dengan kondisi sudah tidak berjaya, jatuh miskin dan tidak dihormati lagi. Ketika kelas sosial berubah, perubahan tersebut juga akan memengaruhi perilaku dan selera konsumen terhadap suatu barang. Misalnya saja seseorang yang biasa mengonsumsi nasi dari beras yang mempunyai kualitas rendah, tetapi apabila ia menjadi kaya atau memperoleh rezeki yang berlebih maka ia akan merubah beras yang di konsumsinya, dari yang berkualitas rendah menjadi beras dengan kualitas lebih tinggi. Dan ini pula dapat memengaruhi berbagai permintaan produksi suatu barang maupun jasa.

F.            Pemasaran pada segmen pasar berdasar kelas sosial
Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial berbeda-beda sesuai dengan kelas sosial yang ingin dituju. Dapat dilihat apabila ingin memasarkan suatu produk yang mempunyai kelas sosial yang tinggi biasanya menggunakan iklan yang premium atau bisa di bilang lebih eksklusif, karena dapat diketahui bahwa orang-orang yang berada di kelas sosial yang tinggi, mereka lebih memilih produk yang higienis, terbaru, bermerk dan kualitas yang sangat bagus. Berbeda apabila pemasaran dilakukan untuk orang-orang yang berada pada kelas sosial rendah. Penggunaan iklanpun kurang di gencarkan dan biasanya malah lebih menggunakan promosi yang lebih kuat, karena kelas sosial rendah lebih banyak mementingkan sebuah kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. Jadi berbeda sekali pemasaran yang dilakukan apabila melihat dari posisi kelas sosial yang ada.

Pengaruh Kelas Sosial dan Status

Posted by : Unknown on :Senin, 09 November 2015 With 0komentar
Next Prev
▲Top▲