Pengertian budaya organisasi dan perusahaan, hubungan budaya dan etika, kendala dalam mewujudkan kinerja bisnis etis

| Sabtu, 07 Januari 2017
Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya perusahaan merupakan sesuatu hal yang sangat kompleks. oleh karena itu budaya perusahaan harus memiliki beberapa karakteristik sebagai wujud nyata keberadaaannya.
Berikut ini adalah karakteristik budaya organisasi menurut beberapa ahli :

1. Tan
Karakteristik budaya organisasi menurut Tan adalah sebagai berikut :
Individual Initiative, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan kemerdekaan yang di miliki individu.
- Risk Tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja di dorong mengambil resiko, menjadi agresif dan inovatif.
- Direction, yaitu kemampuan organisasi menciptakan tujuan yang jelas dan menetapkan harapan kinerja.
- Integration, yaitu tingkat dimana unit dalam organisasi di dorong untuk beroperasi dengan cara terkoordinasi.
- Management Support, yaitu tingakatan dimana manajer mengusahakan komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan pada bawahannya.
- Control, yaitu jumlah aturan dan pengawasan langsung yang di pergunakan untuk melihat dan mengawasi perilaku pekerja.
- Identity, yaitu tingkatan dimana anggota mengidentifikasi bersama organisasi secara keseluruhan dari pada dengan kelompok kerja atau bidang keahlian professional tertentu.
- Reward System, yaitu suatu tingkatan dimana alokasi reward, kenaikan gaji atau promosi, di dasarkan pada kriteria kinerja pekerja dan bukan pada senioritas atau favoritisme.
- Conflict Tolerence, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja di dorong menyempaikan konflik dan kritik secara terbuka.
- Communication Patterns, yaitu suatu tingkatan dimana komunikasi organisasional di batasi pada kewenangan hirarki formal.

2. Robbins
Mengemukakan tujuh karakteristik primer atau utama yang di gunakan secara bersama untuk memahami hakikat dari suatu budaya organisasi. ketujuh karakteristik primer tersebut meliputi :
- Inovasi dan pengambilan resiko (Innovation and Risk Taking)
Sejauhmana para karyawan di dorong agar inovatif dan mengambil resiko dalam melakukan tugas dan pekerjaannya.
- Perhatian terhadap Detail (Attention to Detail)
Sejauhmana para karyawan di harapkan memerlihatkan presisi (kecermatan), analisis dan perhatian terhadap detail.
- Orientasi pada Hasil (Outcome Orientation)
Sejauhmana manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang di gunakan untuk mencapai hasil itu.
- Orientasi Orang (People Orientation)
Sejauhmana keputusan manajemen memerhitungkan dampak hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi itu.
- Orientasi pada Tim (Team Orientation)
Sejauhmana kegiatan kerja di organisasikan bersama tim, bukannya berdasar individu.
- Agresivitas (Aggresiveness)
Sejauhmana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya santai santai.
- Kemantapan (Stability)
Sejauhmana organisasi menekankan di pertahankannya status quo bukannya pertumbuhan.

3. Sedangkan Jakarta Consulting Group menggunakan sepuluh macam karakteristik budaya organisasi yang meliputi :
- Inisiatif Individu
Seberapa jauh inisiatif seseorang di kehendaki dalam perusahaan, meliputi derajat tanggung jawab, kebebasan dan independensi dari masing-masing anggota organisasi. seberapa besar seseorang di beri wewenang dalam menjalankan tugasnya, seberapa berat tanggung jawab yang harus di pikul sesuai kewenangannya dan seberapa luas kebebasan dalam mengambil keputusan.
- Toleransi
Seberapa jauh sumber daya manusia di dorong untuk lebih agresif, inovatif dan mau menghadapi resiko di dalam pekerjaannya.
- Pengarahan
Kejelasan organisasi dalam menentukan tujuan dan harapan terhadap sumber daya manusia terhadap hasil kerjanya. Harapan dapat di tuangkan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan waktu.
- Integrasi
Bagaimana unit-unit dalam organisasi di dorong untuk melakukan kegiatannya dalam suatu koordinasi yang baik. Seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama di tekankan dalam pelaksanaan tugas. Seberapa dalam interdepedensi antar sumber daya manusia.
- Dukungan Manajemen
Seberapa jauh para manajer memberikan komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan terhadap bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.
- Pengawasan
Meliputi peraturan-peraturan dan supervisi langsung yang di gunakan untuk melihat secara keseluruhan dari perilaku karyawan.
- Identitas
Pemahaman anggota organisasi yang loyal kepada organisasi secara penuh. Seberapa jauh loyalitas terhadap organisasi.
- Sistem Penghargaan
Alokasi reward yang berdasarkan pada kriteria hasil kerja karyawan. Pada perusahaan yang sistem penghargaannya jelas, semuanya telah terstandarisasi berdasarkan kriteria yang telah di tentukan.
- Toleransi terhadap Konflik
Usaha mendorong karyawan untuk kritis terhadap konflik yang terjadi. Dalam budaya perusahaan yang toleransi konfliknya tinggi, perdebatan dalam pertemuan adalah sesuatu yang wajar. Tetapi dalam perusahaan yang toleransi konfliknya rendah, SDM akan menghindari perdebatan dan menggerutu.
- Pola Komunikasi
Komunikasi organisasi yang terbatas pada hirarki formal dari setiap perusahaan.

Fungsi Budaya Organisasi
1. Sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan, apa yang di pandang baik atau tidak baik, menentukan yang benar dan yang salah.
2. Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para anggotanya.
3. Menumbuhkan komitmen kepada kepentingan bersama di atas kepentingan individual atau kelompok sendiri.
4. Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi.
5. Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan.

Pedoman Tingkah Laku
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasinya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut di biasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan, yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

Apresiasi Budaya
Istilah apresiasi berasal dari bahasa inggris "apresiation" yang berarti penghargaan, penilaian, pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja "ti appreciate" yang berarti menghargai, menilai, mengerti, dalam bahasa indonesia menjadi mengapresiasi. Apresiasi budaya adalah kesanggupan untuk menerima dan memberikan penghargaan, penilaian, pengertian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Hubungan Etika dan Budaya
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar salah, baik butuk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang etika perusahaan, etika kerja dan etika perorangan, yang menyangkut hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan.

Pengaruh Etika terhadap Budaya
Etika seseorang dan etika bisnis adalah satu kesatuan yang terintegrasi sehingga tidap dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya saling melengkapi dalam memengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok, yang kemudian menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh terhadap budaya perusahaan. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan, maka akan berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan dan akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan kinerja karyawan.

Kendala Mewujudkan Kinerja Bisnis
Mentalitas para pelaku bisnis, terutama top management yang secara moral rendah, sehingga berdampak pada seluruh kinerja bisnis. Perilaku perusahaan yang etis biasanya banyak bergantung pada kinerja top management, karena kepatuhan pada aturan itu berjenjang dari mulai atas ke tingkat bawah. Kendala dalam mewujudkan kinerja bisnis yang etis yaitu :
1. Faktor budaya masyarakat yang cenderung memandang pekerjaan bisnis sebagai profesi yang penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta bekerja mencari untung.
2. Faktor sistem politik dan sistem kekuasaan yang di terapkan oleh penguasa sehingga menciptakan sistem ekonomi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini dapat terlihat dalam bentuk KKN.

1 komentar:

  1. Artikelnya Bagus aja menurut aku, mengenai budaya dan etika dalam perusahaan, aku izin copas yaa buat tugas

    BalasHapus

Next Prev
▲Top▲