Latest Post

Memberikan Contoh Tentang Perilaku Bisnis yang Melanggar Etika (Diskriminasi Gender, Konflik Sosial, Masalah Polusi)

| Minggu, 08 Januari 2017
Baca selengkapnya »
A. Diskriminasi Gender
Diskriminasi pekerjaan  adalah tindakan pembedaan, pengucilan, pengecualian dan pembatasan yang di buat atas dasar jenis kelamin, ras, agama, suku, orientasi seksual dan lain sebagainya yang terjadi di tempat kerja.
Diskriminasi pekerjaan terhadap wanita hamil ada indikasi, beberapa perusahaan banyak yang memasang hak-hak reproduksi perempuan seperti pemberian cuti melahirkan bagi karyawan perempuan di anggap pemborosan dan inefisiensi. Perempuan di anggap mengganggu produktivitas perusahaan sehingga ada perusahaan yang mensyaratkan calon karyawan perempuan di minta untuk menunda perkawinan dan kehamilan selama beberapa tahun apabila mereka di terima bekerja di perusahaan tersebut. Mereka rugi apabila harus menanggung biaya atau memberikan gaji bagi yang cuti.
Diskriminasi pekerjaan karena stereotype gender tak terpungkiri, dalam masyarakat Indonesia dan beberapa negara lain, wanita kebanyakan di tempatkan pada tugas-tugas administrasi dengan bayaran lebih rendah dan tidak ada prospek kenaikan jabatan. Masih ada stereotype yang "menjebak" bahwa wanita identik dengan "penampilan menarik" hal ini seringkali di cantumkan dalam kriteria persyaratan sebuah jabatan pada lowongan pekerjaan. Pegawai perempuan sering mengalami tindakan yang menjurus pada pelecehan seksual. Misalnya, ketika syarat yang di tetapkan perusahaan adalah harus memakai rok pendek dan cenderung menonjolkan kewanitaannya.

B. Konflik Sosial
Menurut KBBI konflik dapat di artikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik di artikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
Pengertian konflik menurut para ahli :
- Soerjono Soekanto : Konflik adalah suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang di sertai dengan ancaman dan atau kekerasan.
- Gillim and Gillin : Konflik adalah bagian dari seluruh proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan dan perilaku

Faktor-faktor penyebab konflik Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor, yaitu :
1. Perbedaan antarindividu
2. Perbedaan Kebudayaan
3. Perbedaan Kepentingan
4. Perubahan Sosial

C Masalah Polusi
Pengertian polusi atau juga pencemaran secara umum adalah terjadinya perubahan faktor komposisi dari zat kandungan air, udara, tanah dan lingkungan yang berakibat kualitas dari zat tersebut menjadi berkurang atau tidak bisa lagi di gunakan untuk di peruntukan sebagaimana mestinya.

Penyebab polusi :
penyebabnya adalah polutan atau zat/benda pencemar yang menimbulkan pencemarkan baik langsung maupun tidak langsung. Contoh : Sampah.

Macam-macam polusi :
1. Polusi udara
Polusi udara merupakan pencemaran yang terjadi di udara, biasanya di sebabkan oleh polutan yang berbentuk gas atau zat berupa partikel.
2. Polusi air
Polusi air merupakan pencemaran yang terjadi di air, biasanya polutan tersebut adalah limbah cair industri.
3. Polusi tanah
Polusi tanan merupakan pencemaran yang terjadi di tanan, polutan berasal dari berbagai macam pembuangan, baik industri maupun rumah tangga.

Memberikan contoh tentang perilaku bisnis yang melanggar etika (korupsi, pemalsuan, pembajakan)

|
Baca selengkapnya »
A. Korupsi
Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeruk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara.

Sebab-sebab Korupsi :
1. Gaji yang rendah
2. Kurang sempurnanya peraturan perundang-undangan
3. Administrasi yang lamban dan sebagainya

Faktor yang memicu korupsi (BPKP) :
1. Aspek individu pelaku
2. Sifat tamak manusia
3. Moral yang kuat
4. Penghasilan yang kurang mencukupi
5. Kebutuhan hidup yang mendesak
6. Gaya hidup yang konsumtif
7. Malas dan tidak mau bekerja
8. Ajaran agama yang jurang di terapkan
9. Aspek organisasi
10. Kurang adanya sikap keteladanan pemimpin
11. Tidak adanya kultur organisasi yang benar
12. Sistem akuntabilitas yang benar kurang memadai
13. Sistem pengendalian manajemen lemah
14. Aspek tempat individu dan organisasi berada
15. Nilai-nilai di komunitas kondusif untuk terjadinya korupsi
16.Komunitas kurang menyadari bahwa korupsi bisa di berantas bila komunitas ikut aktif
17. Aspek perundang-undangan yang kurang kuat

Akibat korupsi :
1. Tata ekonomi
2. Tata sosial budaya
3. Tata politik
4. Tata administrasi

B. Pemalsuan
Tindakan pidana yang membuat seolah-olah sebuah hal terlihat benar adanya. Pemalsuan melanggar dua norma dasar yaitu kebenaran dan ketertiban masyarakat.

Bentuk pemalsuan :
1. Sumpah palsu
Melakukan hal yang melanggar sumpah dengan sengaja merupakan bentuk pidana. Di atur dalam pasal 242 KUHP.

2. Uang palsu
Diatur dalam pasal 244 KUHP. Dan di bagi menjadi dua bentuk :
1. Membikin secara meniru
2. Memalsukan

3. Materai palsu
Pemalsuan materai merugikan pemerintah karena pembelian materai adalah semacam pajak, dan pemalsuan materai berakibat berkurangnya pajak ke kas negara. Di atur dalam pasal 253  KUHP.

C. Pembajakan
Pembajakan merupakan sebuah istilah yang di gunakan untuk menggambarkan berbagai macam aktivitas ilegal atau pemalsuan yang berkaitan dengan dunia bisnis.

Alasan seseorang melakukan pembajakan
1. Harga dapat di jual jauh lebih murah di bandingkan aslinya'
2. Dampak penyebaran dan perkembangan teknologi yang sangat pesat di dunia
3. Resiko bisnis sangat rendah karena menjanjikan biaya produksi dan overhead yang sangat murah
4. Memiliki pasar potensial yang sangat besar

Beberapa bentuk strategi anti pembajakan
1. Warning strategy : Perusahaan pemegang merek asli memberikan peringatan secar aktif kepada konsumennya.
2. Withdrawal Strategy : Perusahaan pemegang merek asli mengawasi dan memilih secara ketat distributor yang memasarkan produknya di pasar.
3. Prosecution Strategy : Perusahaan pemegang merek asli melibatkan tim penyelidik yang di bentuk oleh perusahaan sendiri untuk melakukan penyelidikan secara aktif di tempat-tempat yang di curigai.
4. Monitoring Strategy : Perusahaan pemegang merek asli memandang bahwa distributor adalah kunci penyebaran produk palsu di pasar. Krena itu, pendekatan distributor untuk membangun loyalitas akan lebih efektif dalam menghentikan pembajakan.

Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

| Sabtu, 07 Januari 2017
Baca selengkapnya »
Pengertian Good Governance
Good governance adalah istilah Eropa, Latin yaitu "Gubernare" yang di serap oleh bahasa Inggris menjadi "Govern" yang berarti steer (menyetir, mengendalikan), direct (mengarahkan) atau rule (memerintah). Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa inggris adalah to rule with authority atau memerintah dengan kewenangan.
Governance pada dasarnya pertama kali di gunakan di dunia usaha atau korporat. Manajemen profesional yang di perkenalkan pasca perang dunia II dengan prinsip dasar "memisahkan kepemilikan dengan kepengelolaan" benar-benar menjadikan setiap korporat menjadi usaha-usaha yang besar, sehat dan menguntungkan. Gerakan ini di mulai secara besar-besaran di AMerika, khususnya setelah para titians entrepreneur mengalami kegagalan besar mempertahankan kebesaran bisnisnya. Salah satu contohnya adalah Henry Ford II gagal mempertahankan kebesaran bisnisnya karena ia tidak mengenal manajemen profesional, ia bahkan tidak mengenal manajemen.

Prinsip-prinsip Good Governance
Sebagaimana di kemukakan di atas, sehingga di kenal prinsip-prinsip utama dalam governance korporat, yaitu :
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Fairness
4. Responsibilitas
5. Responsivitas
Sementara itu Komite Governansi Korporat di negar-negara maju menjabarkan prinsip governansi korporat menjadi lima kategori, yaitu :
1. Hak pemegang saham
2. Perlakuan yang fair bagi seluruh pemegang saham
3. Peranan konstituen dalam governansi korporat
4. Pengungkapan dan transparansi
5. Tanggung jawab direksi dan komisaris

Commision of Human (Hak Asasi Manusia)
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah di punyai seseorang sejak dalam kandungan. HAM adalah hak fundamental yang tidak dapat di cabut, karena ia adalah seorang manusia.
Contooh pelanggaran HAM :
1. Penindasan dan merampas hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-wenang
2. Menghambat dan membatasi kebebasan pers, pendapat dan berkumpul bagi hak rakyat dan oposisi
3. Hukum (aturan dan atau UU) di perlakukan tidak adil dan tidak manusiawi
4. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan keinginan penguasa dan otoriter tanpa di ikuti rakyat dan oposisi
5. Penegak hukum dan atau petugas keamanan melakukan kekerasan terhadap rakyat atau oposisi di manapun

Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

Posted by : Unknown on :Sabtu, 07 Januari 2017 With 0komentar

Hubungan Perusahaan dengan Stakeholder, Lintas Budaya dan Pola Hidup, Audit Sosial

|
Baca selengkapnya »
Stakeholder dapat di artikan sebagai segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang di angkat. Dalam hal ini stake holder juga di namakan pemangku kepentingan.
Macam-macam Stakeholder :
1. Stakeholder primer : pihak dimana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan. Contohnya pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan.
2. Stakeholder sekunder : pihak yang memengaruhi atau di pengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Contohnya pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat.
3. Stakeholder kunci : memiliki kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Yang termasuk dalam stakeholder kunci yaitu :
- Pemerintah kabupaten
- DPR kabupaten
- Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan

Stereotype, Prejudice dan Stigma Sosial
- Stereotype adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok dimana orang tersebut di kategorikan. Stereotype merupakan jalan pintas pemikiran yang di lakukan secara initiatif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan.
- Prejudice atau prasangka sosial merupakan sikap perasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan yang berbeda dengan golongan orang yang berprasangka itu. Dengan kata lain, prasangka sosial di tujukan pada orang atau kelompok yang berbeda dengannya atau kelompoknya.
- Stigma Sosial adalah tidak di terimanya seseorang pada suatu kelompok karena kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang ada. Stigma sosial sering menyebabkan pengucilan seseorang ataupun kelompok. 

Komunitas Indonesia dan Etika Bisnis
Dalam kehidupan komunitas atau komunitas secara umum, mekanisme pengawasan terhadap tindakan anggota-anggota komunitas biasanya berupa larangan-larangan dan sanksi-sanksi sosial yang terimplementasi di dalam aturan adat. Sehingga tampak bahwa kebudayaan menjadi sebuah pedoman bagi berjalannya sebuah proses kehidupan komunitas. Tindakan karyawan berkenaan dengan perannya dalam pranata sosial perusahaan dapat menentukan keberlangsungan aktivitas.

Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku
Mekanisme dalam pengawasan terhadap para karyawan sebagai anggota komunitas perusahaan dapat di lakukan berkenaan dengan kesesuaian atau tidaknya tingkah laku anggota tersebut dengan budaya yang di jadikan pedoman korporasi yang bersangkutan. Mekanisme pengawasan tersebut berbentuk audit sosial sebagai suatu kesimpulan dari monitoring dan evaluasi yang di lakukan sebelumnya. Yang dimana Audit Sosial merupakan proses dimana sebuah organisasi dapat menaksir untuk keberadaan sosialnya, laporan pada organisasi tersebut dan meningkatkan keberadaannya.

Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika dalam Pasar Kompetitif

|
Baca selengkapnya »
1. Jenis Pasar
Dalam sebuah pasar terdapat beberapa jenis yang dapat di kualifikasikan, yaitu :

A. Pasar Persaingan Sempurna
Suatu pasar dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, barang yang di dagangkan adalah barang homogen atau barang yang sama, dan penjual tidak memiliki kebebasan dalam menentukan harga. Dalam pasar persaingan sempurna produsen bisa keluar dan masuk pasar dengan sangat mudah. Dilihat dari persaingan di luar harga, pasar persaingan sempurna tidak memiliki persaingan di luar harga.

Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
1. Jumlah penjual dan pembeli banyak
2. Produk yang di perjual belikan bersifat homogen
3. Pemerintah tidak ikut campur tangan dalam proses pembentukan harga
4. Posisi tawar menawar konsumen kuat
5. Harga di tentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran
6. Mudah untuk masuk dan keluar pasar

Kelebihan pasar persaingan sempurna :
1. Tidak ada produsen yang menentukan harga, sehingga hanya harga terendah yang berlaku di pasar
2. Banyak produsen dalam pasar
3. Produsen tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk iklan
4. Pasar ini merupakan pasar yang tepat bagi perusahaan-perusahaan kecil

Kelemahan pasar persaingan sempurna :
1. Jenis barang yang di jual homogen, sehingga produsen sulit menciptakan inovasi
2. Produsen mendapatkan keuntungan yang kecil karena mengikuti harga pasar yang terendah

B. Pasar Monopoli
Pasar monopoli merupakan suatu pasar yang hanya memiliki satu penjual, sehingga pembeli tidak punya pilihan dan penjual memiliki pengaruh besar dalam perubahan harga. Dalam pasar monopoli hanya terdapat satu perusahaan atau penjual. Dan barang yang di dagangkan pada pasar monopoli adalah barang yang unik atau langka.

Ciri-ciri pasar monopoli :
1. Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran
2. Tidak ada barang substitusi yang mirip
3. Produsen memiliki kekuatan menentukan harga
4. Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar

Kelebihan pasar monopoli :
1. Industri-industri yang berkembang banyak yang bersifat monopoli
2. Mendorong untuk adanya inovasi baru agar tetap terjaga monopolinya
3. Tidak akan mungkin timbul perusahaan-perusahaan yang kecil, sehingga perusahaan monopoli akan semakin besar

Kelemahan pasar monopoli :
1. Tidak efisiennya biaya produksi, karena perusahaan monopoli tidak memanfaatkan secara penuh penghematan ongkos produksi atau sering di sebut timbulnya pemborosan
2. Konsumen merasa berat karena harus membeli barang dengan harga sangat tinggi oleh perusahaan monopoli
3, Timbul ketidak adilan karena keuntungan banyak di nikmati oleh produsen

C. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli yaitu pasar yang hanya terdapat beberapa produsen, di dalamnya yang saling memengaruhi dan bersaing dalam kualitas barang. Pasar oligopoli memiliki sedikit perusahaan atau produsen. Dengan menghasilkan barang standar atau berbeda corak, dalam pasar oligopoli adakalanya produsen tangguh dan adakalanya lemah dalam memengaruhi harga serta cukup sulit bagi produsen untuk keluar masuk pasar.

Ciri-ciri pasar oligopoli :
1. Terdapat beberapa penjual dan pembeli yang menguasai pasar
2. Barang yang di perjual belikan dapat homogen dan berbeda corak
3. Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk masuk pasar ini

Kelebihan pasar oligopoli :
1. Industri oligopoli bisa mengadakan inovasi dan penerapan teknologi baru yang paling pesat
2. Terdorong untuk berlomba penemuan proses produksi baru dan penurunan ongkos produksi
3. Lebih mampu menyediakan dana untuk pengembangan dan penelitian

Kelemahan pasar oligopoli :
1. Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar yang di nikmati produsen
2. Kemungkinan adanya eksploitasi konsumen maupun buruh
3. Terdapat kenaikan harga yang merugikan masyarakat secara makro

2. Latar Belakang Monopoli
Terjadinya suatu tindak monopoli dapat di sebabkan oleh beberap hal, contohnya di karenakan terdapat sebuah perusahaan yang menguasai suatu bahan mentah yang cukup besar, sehingga menyebabkan perusahaan lain tidak mampu untuk menciptakan produk yang sama seperti perusahaan besar tersebut. Terjadinya monopoli juga dapat di sebabkan karena adanya sebuah hak eksklusif yang di berikan oleh pemerintah kepada perusahaan tersebut. Namun, modal yang sangat besar yang di miliki suatu perusahaanpun dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya monopoli. Dengan persaingan yang kecil, maka suatu perusahaan dengan segala kemampuannya sesuai dengan yang telah di bahas di atas, mampu untuk tergiur melakukan tindak monopoli.

3. Etika Dalam Pasar Persaingan Sempurna (Kompetitif)
Terjadi apabila terdapat banyak sekali produsen yang menciptakan barang dengan kualitas dan karkteristik yang sama dan juga terdapat konsumen yang banyak. Ada dua etika yang harus di pegang oleh para pelaku pasar agar pasar selalu dalam kondisi ideal dan fairness, yaitu :
1. Adanya optimasi manfaat barang oleh pembeli dan penjual. Dapat di artikan sebagai pertemuan antara kebutuhan pembeli dengan penawaran barang oleh penjual. Bertemunya dua hal ini, menjadikan barang yang di transaksikan membawa manfaat dan menghilangkan kemubadziran dan kesia-siaan.
2. Pasar harus dalam kondisi ekuilibrium. Dapat di artikan sebagai titik pertemuan persamaan hak antara pembeli dan penjual. Dalam konteks ini, kewajiban-kewajiban masing-masing pihak harus terpenuhi terlebih dahulu.

Prinsip Etika dalam Bisnis serta Etika dan Lingkungan

|
Baca selengkapnya »
Secara umum etika bisnis merupakan acuan cara yang harus di tempuh oleh perusahaan untuk mecapai tujuan yang telah di tentukan. Oleh karena itu, etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang di jadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang di maksud. Adapun prinsip-prinsip etika bisnis tersebut sebagai berikut :
A. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang yang di lakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang di punyai. Contoh : Perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang di ambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.

B. Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus di arahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaam. Jika prinsip kejujuran ini dapat di pegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.

C. Hormat pada Diri Sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan. Von der Embse dan R. A. Wagley dalam artikelnya di Advance Management Journaal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis yaitu :
1. Utilitarian Approach : Setiap tindakan harus di dasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach : Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus di hormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus di hindari apabila di perkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach : Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

D. Hak dan Kewajiban Dalam Etika Bisnis
Setiap karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan emiliki kewajiban-kewajiban sebagai berikut :
1. Kewajiban dalam mencari mitra (rekanan) bisnis yang cocok dan bisa di ajak bekerja sama
2. Saling menguntungkan di antara kedua belah pihak dalam pencapaian tujuan yang telah di sepakati bersama demi kemajuan perusahaan
3. Menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang terwujud dalam perilaku dan sikap dari setiap karyawan terhadap mitra bisnisnya.
Bukan hanya kewajiban saja yang harus di jalankan, hak etika bisnispun juga sangat di perlukan, di antaranya :
1. Hak untuk mendapat mitra (kolega) bisnis antar perusahaan
2. Hak untuk mendapat perlindungan bisnis
3. Hak untuk memperoleh keuntungan bisnis
4. Hak untuk memperoleh rasa aman dalam berbisnis

Teori Etika Lingkungan
1. Ekosentrisme
Teori ini sering di samakan dengan teori biosentrisme, yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang keberlakuan etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas.
2. Antroposentrisme
Teori ini memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya di anggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang di ambil dala kaitan dengan alam, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
3. Biosentrisme
Pada teori ini, konsep etika di batasi pada komunitas yang hidup, seperti tumbuhan dan hewan. Sedangkan pada ekosentrisme, pemakaian etika di perluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism)

Prinsip Etika dalam Bisnis serta Etika dan Lingkungan

Posted by : Unknown on : With 0komentar

Perspektif etika bisnis dalam ajaran islam dan barat, etika profesi

|
Baca selengkapnya »
A. Beberapa Aspek Etika Bisnis Islami
Dunia bisnis sangat di sukai oleh banyak orang. Banyak juga yang mencita-citakan profesi ini. Sebagai orang yang ingin berbisnis, kita harus mengetahui mengenai prinsip bisnis itu sendiri. Secara sederhana yang di maksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Islam itu sendiri merupakan sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Islam memiliki wawasan yang komprehensif tentang etika bisnis. Mulai dari prinsip dasar, pokok-pokok kerusakan dalam perdagangan, faktor-faktor produksi, tenaga kerja, modal organisasi, distribusi kekayaan, masalah upah, barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis, sampai kepada etika sosio ekonomik menyangkut hak milik dan hubungan sosial.
Berikut ini ada lima ketentuan umum etika berbisnis dalam Islam.
1. Kesatuan (Tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini maka islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem islam.
2. Keseimbangan (Equilibrium/Adil)
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah di utus Allah untuk membangusn keadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta untuk di penuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu di kurangi. Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan.
3. Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu di buka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang di milikinya. Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas di kendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infaq dan sedekah.
4. Tanggung Jawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil di lakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban dan akuntabilitas. Untuk memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia perlu memertanggung jawabkan tindakannya, secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas di lakukan oleh manusia dengan bertanggung jawab atas semua yang di lakukannya.
5. Kebenaran : Kebajukan dan Kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur kebajukan dan kejujuran. Dalam kontek bisnis kebenaran di maksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memeroleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan.

- Teori Ethical Egoism
Teori ini hanya melihat diri pelaku sendiri, yang mengajarkan bahwa benar atau salah dari suatu perbuatan yang di lakukan seseorang, di ukur dari apakah hal tersebut mempunyai dampak yang baik atau butuk terhadap orang itu sendiri, apa dampak perbuatan tersebut bagi orang lain, tidak relevan, kecuali jika akibat terhadap orang lain tersebut akan mengubah dampak terhadap pelaku yang bersangkutan.
- Teori Relativisme
Relativisme berasal dari kata Latin "Relativus" yang berarti nisbi atau relatif. Sejalan dengan arti katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, budaya, etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya.
- Konsep Deontology
Deontology berasal dari bahasa Yunani " Deon" yang berarti kewajiban/suatu yang harus. Etika Deontology ini lebih menekankan pada kewajiban manusia untuk bertindak secara baik, menurut teori ini tindakan baik bukan berarti harus mendatangkan kebaikan, namun berdasarkan baik pada dirinya sendiri.

B. Pengertian Profesi
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah “Επαγγελια” yang bermakna : Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.

C. Kode Etik
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah di sepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.

D. Prinsip-prinsip Etika Profesi
Dalam tuntutan professional sangat erta hubungannya dengan suatu kode etik untuk masing-masing profesi. Kode etik itu berhubungan dengan prinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu profesi. Prinsip-prinsip etika profesi adalah :
1. Prinsip Tanggung Jawab : salah satu prinsip pokok bagi kaum profesional. Karena orang yang profesional sudah dengan sendirinya bertanggung jawab atas profesi yang di milikinya.
2. Prinsip Keadilan : prinsip yang menuntut orang yang profesional agar dalam melaksanakan profesinya tidak akan merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-orang yang di layani dalam kaitannya dengan profesi yang di milikinya.
3. Prinsip Otonomi : prinsip yang di tuntut oleh kalangan profesional terhadap dunia luar agar mereka di berikan kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya.
4. Prinsip Integritas Moral : prinsip yang berdasarkan pada hakekat dan ciri-ciri profesi di atas, terlihat jelas bahwa orang yang profesional adalah juga orang yang mempunyai integritas pribadi atau moral yang tinggi.

Pengertian budaya organisasi dan perusahaan, hubungan budaya dan etika, kendala dalam mewujudkan kinerja bisnis etis

|
Baca selengkapnya »
Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya perusahaan merupakan sesuatu hal yang sangat kompleks. oleh karena itu budaya perusahaan harus memiliki beberapa karakteristik sebagai wujud nyata keberadaaannya.
Berikut ini adalah karakteristik budaya organisasi menurut beberapa ahli :

1. Tan
Karakteristik budaya organisasi menurut Tan adalah sebagai berikut :
Individual Initiative, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan kemerdekaan yang di miliki individu.
- Risk Tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja di dorong mengambil resiko, menjadi agresif dan inovatif.
- Direction, yaitu kemampuan organisasi menciptakan tujuan yang jelas dan menetapkan harapan kinerja.
- Integration, yaitu tingkat dimana unit dalam organisasi di dorong untuk beroperasi dengan cara terkoordinasi.
- Management Support, yaitu tingakatan dimana manajer mengusahakan komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan pada bawahannya.
- Control, yaitu jumlah aturan dan pengawasan langsung yang di pergunakan untuk melihat dan mengawasi perilaku pekerja.
- Identity, yaitu tingkatan dimana anggota mengidentifikasi bersama organisasi secara keseluruhan dari pada dengan kelompok kerja atau bidang keahlian professional tertentu.
- Reward System, yaitu suatu tingkatan dimana alokasi reward, kenaikan gaji atau promosi, di dasarkan pada kriteria kinerja pekerja dan bukan pada senioritas atau favoritisme.
- Conflict Tolerence, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja di dorong menyempaikan konflik dan kritik secara terbuka.
- Communication Patterns, yaitu suatu tingkatan dimana komunikasi organisasional di batasi pada kewenangan hirarki formal.

2. Robbins
Mengemukakan tujuh karakteristik primer atau utama yang di gunakan secara bersama untuk memahami hakikat dari suatu budaya organisasi. ketujuh karakteristik primer tersebut meliputi :
- Inovasi dan pengambilan resiko (Innovation and Risk Taking)
Sejauhmana para karyawan di dorong agar inovatif dan mengambil resiko dalam melakukan tugas dan pekerjaannya.
- Perhatian terhadap Detail (Attention to Detail)
Sejauhmana para karyawan di harapkan memerlihatkan presisi (kecermatan), analisis dan perhatian terhadap detail.
- Orientasi pada Hasil (Outcome Orientation)
Sejauhmana manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang di gunakan untuk mencapai hasil itu.
- Orientasi Orang (People Orientation)
Sejauhmana keputusan manajemen memerhitungkan dampak hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi itu.
- Orientasi pada Tim (Team Orientation)
Sejauhmana kegiatan kerja di organisasikan bersama tim, bukannya berdasar individu.
- Agresivitas (Aggresiveness)
Sejauhmana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya santai santai.
- Kemantapan (Stability)
Sejauhmana organisasi menekankan di pertahankannya status quo bukannya pertumbuhan.

3. Sedangkan Jakarta Consulting Group menggunakan sepuluh macam karakteristik budaya organisasi yang meliputi :
- Inisiatif Individu
Seberapa jauh inisiatif seseorang di kehendaki dalam perusahaan, meliputi derajat tanggung jawab, kebebasan dan independensi dari masing-masing anggota organisasi. seberapa besar seseorang di beri wewenang dalam menjalankan tugasnya, seberapa berat tanggung jawab yang harus di pikul sesuai kewenangannya dan seberapa luas kebebasan dalam mengambil keputusan.
- Toleransi
Seberapa jauh sumber daya manusia di dorong untuk lebih agresif, inovatif dan mau menghadapi resiko di dalam pekerjaannya.
- Pengarahan
Kejelasan organisasi dalam menentukan tujuan dan harapan terhadap sumber daya manusia terhadap hasil kerjanya. Harapan dapat di tuangkan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan waktu.
- Integrasi
Bagaimana unit-unit dalam organisasi di dorong untuk melakukan kegiatannya dalam suatu koordinasi yang baik. Seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama di tekankan dalam pelaksanaan tugas. Seberapa dalam interdepedensi antar sumber daya manusia.
- Dukungan Manajemen
Seberapa jauh para manajer memberikan komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan terhadap bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.
- Pengawasan
Meliputi peraturan-peraturan dan supervisi langsung yang di gunakan untuk melihat secara keseluruhan dari perilaku karyawan.
- Identitas
Pemahaman anggota organisasi yang loyal kepada organisasi secara penuh. Seberapa jauh loyalitas terhadap organisasi.
- Sistem Penghargaan
Alokasi reward yang berdasarkan pada kriteria hasil kerja karyawan. Pada perusahaan yang sistem penghargaannya jelas, semuanya telah terstandarisasi berdasarkan kriteria yang telah di tentukan.
- Toleransi terhadap Konflik
Usaha mendorong karyawan untuk kritis terhadap konflik yang terjadi. Dalam budaya perusahaan yang toleransi konfliknya tinggi, perdebatan dalam pertemuan adalah sesuatu yang wajar. Tetapi dalam perusahaan yang toleransi konfliknya rendah, SDM akan menghindari perdebatan dan menggerutu.
- Pola Komunikasi
Komunikasi organisasi yang terbatas pada hirarki formal dari setiap perusahaan.

Fungsi Budaya Organisasi
1. Sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan, apa yang di pandang baik atau tidak baik, menentukan yang benar dan yang salah.
2. Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para anggotanya.
3. Menumbuhkan komitmen kepada kepentingan bersama di atas kepentingan individual atau kelompok sendiri.
4. Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi.
5. Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan.

Pedoman Tingkah Laku
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasinya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut di biasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan, yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

Apresiasi Budaya
Istilah apresiasi berasal dari bahasa inggris "apresiation" yang berarti penghargaan, penilaian, pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja "ti appreciate" yang berarti menghargai, menilai, mengerti, dalam bahasa indonesia menjadi mengapresiasi. Apresiasi budaya adalah kesanggupan untuk menerima dan memberikan penghargaan, penilaian, pengertian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Hubungan Etika dan Budaya
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar salah, baik butuk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang etika perusahaan, etika kerja dan etika perorangan, yang menyangkut hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan.

Pengaruh Etika terhadap Budaya
Etika seseorang dan etika bisnis adalah satu kesatuan yang terintegrasi sehingga tidap dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya saling melengkapi dalam memengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok, yang kemudian menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh terhadap budaya perusahaan. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan, maka akan berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan dan akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan kinerja karyawan.

Kendala Mewujudkan Kinerja Bisnis
Mentalitas para pelaku bisnis, terutama top management yang secara moral rendah, sehingga berdampak pada seluruh kinerja bisnis. Perilaku perusahaan yang etis biasanya banyak bergantung pada kinerja top management, karena kepatuhan pada aturan itu berjenjang dari mulai atas ke tingkat bawah. Kendala dalam mewujudkan kinerja bisnis yang etis yaitu :
1. Faktor budaya masyarakat yang cenderung memandang pekerjaan bisnis sebagai profesi yang penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta bekerja mencari untung.
2. Faktor sistem politik dan sistem kekuasaan yang di terapkan oleh penguasa sehingga menciptakan sistem ekonomi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini dapat terlihat dalam bentuk KKN.
Next Prev
▲Top▲